
Feromon, salah satu senyawa kimia hidrokarbon, memiliki peranan
penting dalam sistem komunikasi serangga, termasuk semut. Feromon
berasal dari kata “fer” yang artinya membawa dan “hormon” sehingga
feromon berarti “pembawa hormon”. Feromon adalah isyarat yang digunakan
di antara hewan satu spesies dan biasanya diproduksi dalam kelenjar
khusus untuk disebarkan. Ada banyak fungsi dari feromon ini, di
antaranya sebagai jejak menuju sumber makanan dan sebagai zat tanda
bahaya yang disekresikan saat musuh menyerang. Ketika semut menggigit,
dia akan meninggalkan feromon ini sebagai penanda bagi koloninya bahwa
ada bahaya. Ketika semut menemukan bahan makanan yang ukurannya terlalu
besar untuk dibawa sendiri ke sarang, maka dia akan mengeluarkan feromon
untuk meminta bantuan teman-temannya. Jika jumlah semut telah cukup,
maka mereka akan menggotongnya beramai-ramai ke sarang.
Uniknya, semut yang menemukan jejak feromon dari semut lain untuk
menuju sumber makanan mampu menemukan jalan kembali yang lebih singkat.
Biasanya jejak semut penemu sumber makanan berkelok kelok dan panjang,
tapi jejak semut- semut berikutnya akan membentuk garis lurus yang lebih
singkat. Bagaimana semut dapat melakukannya? Semut menjadikan matahari
sebagai kompas dan cabang pohon atau tanda alam lainnya sebagai penunjuk
jalan. Semut mengingat tanda-tanda tersebut dengan baik, bahkan semut
yang pergi mencari makan pada pagi hari dan baru kembali pada malam
harinya pun akan tetap mengenali tanda-tanda yang dilauinya meskipun
kondisi berubah.
Setiap koloni semut memiliki bau koloni yang khas. Mereka memiliki
senyawa hidrokarbon yang berbeda untuk membedakan jenis koloni mereka.
Jika ada semut asing, yang ditandai dengan bau koloni yang berbeda,
memasuki sarang semut koloni lain, maka akan diserang dengan asam
format, sitronelal, dan zat-zat beracun lain yang diproduksi oleh semut.
Namun, jika semut yang datang masih berasal dari spesies yang sama tapi
berbeda koloni, keberadaan semut tersebut masih diterima karena dia
dianggap sebagai tamu. Ia akan tetap diberi makan, tapi dengan jumlah
sedikit. Komunikasi kimiawi dengan feromon ini hanya salah satu cara
komunikasi yang dilakukan semut. Semut juga dapat berkomunikasi dengan
sentuhan atau dengan bunyi.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, para
ilmuwan telah berhasil mengidentifikasi 1600 jenis feromon pada
serangga. Kini, feromon-feromon tersebut sudah dapat dibuat secara
sintetis dan digunakan untuk perangkap serangga, khususnya
serangga-serangga hama.
Posted by 09.15 and have
0
default-disqus
, Published at
Tidak ada komentar:
Posting Komentar